Pages

Friday, January 28, 2011

Novel Ijtihad Cinta Karya Sayyid Qutb

Ijtihad Cinta
Penulis: Sayyid Qutb
Terbitan: Pustaka Nuun
Harga: RM20.00

"Jangan cintai apa yang tidak engkau miliki, tapi cintailah apa yang engkau miliki"

Kalimat yang terpampang jelas di cover belakang buku ini seolah pengantar manis untuk sedikit memperkenalkan konflik yang tersaji dalam buku ini. Sebuah buku karya Sayyid Qutb, seorang ulama sekaligus sastrawan handal yang namanya tetap dikenang dan karyanya tetap dibaca sampai sekarang.

Judul asli novel ini adalah Asywak (Duri Dalam Jiwa) dan ditulis pada tahun 1947 sebelum Sayyid Qutb bergabung dalam gerakan Ikhwanul Muslimin. Dalam novel ini, Sayyid Qutb sukses menunjukkan kepiawaiannya dalam mengolah kata dan menyajikan konflik yang pekat dengan empati, melibatkan ilmu jiwa dan penghayatan mendalam. Hasilnya adalah novel yang mendebarkan, membuat pembacanya sulit untuk berhenti walau sejenak membacanya.

Dalam novel ini kita diajak untuk merasai liku-liku perasaan manusia dalam mengolah suatu rasa yang disebut cinta, cinta antara manusia. Kita diajak menyelami dalamnya cinta dan kebodohan sekaligus tarikan magnetisnya. Kita diajar untuk menjadi pecinta sejati yang tidak takut untuk berproses mengubah rasa tidak suka menjadi rasa suka, benci menjadi cinta.

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (Q.S. Al Baqarah: 216)

Begitu dalam dan lembutnya Sayyid Qutb dalam bermain kata, pembaca mungkin memerlukan pikiran jernih untuk menangkap pangkal konflik. Mengutip dari pengantar dalam buku ini, di dalam novel ini, Sayyid Qutb secara halus dan lembut mengisyaratkan betapa pentingnya erti keperawanan seorang gadis, karena begitu hal ini diragukan maka persoalan pelik pun akan muncul. Ada perasaan terhina dan luka hati bagai tertusuk duri dan dapat menjadi beban sepanjang hidup.

Membaca buku ini menjadi suatu kenikmatan tersendiri. Begitu banyak hikmah implisit dalam tiap liku-liku perasaan para tokoh yang dihadirkan: cinta, kejujuran, ketulusan, pengorbanan, kepasrahan, keberanian dan sebagainya. Buku ini boleh jadi merupakan kisah cinta yang dialami sendiri oleh Sayyid Qutb. Cinta yang kandas namun tak hilang sampai hukuman mati mengakhiri kehidupannya.

No comments:

Post a Comment