Agama Dan Politik - Wawasan Ideal Dan Menyanggah Kekeliruan Pemikiran Sekular - Liberal
Penulis: Prof. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi
Terbitan: Alam Raya Enterprise
Harga: RM28.00
Merupakan suatu kebaikan juga kalau politik masuk ke dalam agama, bukan untuk menjadikan agama sebagai tunggangan atau sebagai suatu alat eksploitasi terhadap pihak lain, melainkan untuk menjadikan agama itu sebagai petunjuk agar terwujudnya suatu pemerintahan yang adil berdasarkan pemesyuaratan dan setiakawan sosial; untuk menjadikan agama itu sebagai suatu kekuatan pendorong agar politik menjadi alat penolong kebenaran, sarana buat kebajikan; serta menjadi kekuatan pengawal agar politik tidak digunakan sebagai alat untuk berbuat kejahatan dan menyebar luaskan lerusakan akhlaq.
Kalau semua yang tersebut di atas merupakan fungsi daripada agama secara amnya, maka agama Islam-secara khas-menolak adanya pemisahan antara agama dan politik, antara akidah dan syari'at, antara ibadah dan muamalah, antara masjid dan pasar , serta antara iman dan kehidupan.
Tidak adanya pemisahan tersebut sudah lama diterapkan dalam sejarah Islam selama lebih dari tiga belas kurun lamanya. Setelah imperilisme Barat menyerang negara-negara Islam, menguasai berbagai aspek kehidupan serta menjadi satu-satunya pemilik kuasa dalam menentukan, undang-undang, pengetahuan, pendidikan dan informasi, barulah terjadi banyak perubahan. Mereka kemudian mengarahkan dan mencorakkan negara-negara Islam menurut keinginan mereka.
Tetapi, kebangkitan Islam moden benar-benar telah menghapuskan perbuatan sesuka hati kaum imperialis sekaligus membuangkannya. Setelah benar-benar sirna, mulailah muncul kekuatan jati diri Islam yang tampak pada umatnya. Terbuktilah Sunnatullah bahawa pada akhirnya kemenangan akan menjadi milik kebenaran dan hanya yang paling mulia dan paling sesuailah yang akan wujud.
Penulis: Prof. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi
Terbitan: Alam Raya Enterprise
Harga: RM28.00
Merupakan suatu kebaikan juga kalau politik masuk ke dalam agama, bukan untuk menjadikan agama sebagai tunggangan atau sebagai suatu alat eksploitasi terhadap pihak lain, melainkan untuk menjadikan agama itu sebagai petunjuk agar terwujudnya suatu pemerintahan yang adil berdasarkan pemesyuaratan dan setiakawan sosial; untuk menjadikan agama itu sebagai suatu kekuatan pendorong agar politik menjadi alat penolong kebenaran, sarana buat kebajikan; serta menjadi kekuatan pengawal agar politik tidak digunakan sebagai alat untuk berbuat kejahatan dan menyebar luaskan lerusakan akhlaq.
Kalau semua yang tersebut di atas merupakan fungsi daripada agama secara amnya, maka agama Islam-secara khas-menolak adanya pemisahan antara agama dan politik, antara akidah dan syari'at, antara ibadah dan muamalah, antara masjid dan pasar , serta antara iman dan kehidupan.
Tidak adanya pemisahan tersebut sudah lama diterapkan dalam sejarah Islam selama lebih dari tiga belas kurun lamanya. Setelah imperilisme Barat menyerang negara-negara Islam, menguasai berbagai aspek kehidupan serta menjadi satu-satunya pemilik kuasa dalam menentukan, undang-undang, pengetahuan, pendidikan dan informasi, barulah terjadi banyak perubahan. Mereka kemudian mengarahkan dan mencorakkan negara-negara Islam menurut keinginan mereka.
Tetapi, kebangkitan Islam moden benar-benar telah menghapuskan perbuatan sesuka hati kaum imperialis sekaligus membuangkannya. Setelah benar-benar sirna, mulailah muncul kekuatan jati diri Islam yang tampak pada umatnya. Terbuktilah Sunnatullah bahawa pada akhirnya kemenangan akan menjadi milik kebenaran dan hanya yang paling mulia dan paling sesuailah yang akan wujud.
No comments:
Post a Comment